1. Pekerjaan
Pekerjaan dan gerakan seseorang
berbeda-beda. Seorang dengan gerak yang aktif otomatis memerlukan energi yang
lebih besar daripada mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap pekerjaan
memerlukan energi, maka apabila semakin banyak aktifitas yang dilakukan, energi
yang dibutuhkan juga semakin banyak.
Menurut analisis profesional bahwa maksud pekerjaan atau aktivitas bagi ibu
hamil bukan hanya pekerjaan ke luar rumah atau instuisi tertentu, tetapi juga
pekerjaan atau aktivitas sebagai ibu rumah tangga di dalam rumah termasuk
pekerjaan sehari-hari di rumah mengasuh anak. Sering ada rekomendasi untuk
mengurangi aktivitas pada ibu hamil dengan riwayat melahirkan BBLR, namun hal
ini terbukti efektif. Tidak ada rekomendasi dalam asuhan kehamilan dimana ibu
hamil sama sekali tidak boleh melakukan aktivitas pekerjaan rumah ataupun
bekerja diluar rumah, yang penting diperhatikan adalah keseimbangan dan toleran
dalam pekerjaan. Karena pada kenyataannya pekerjaan selain berhubungan dengan
pemeliharaan kesehatan juga berhubungan dengan penghasilan keluarga dan
kesejahteraan.
Aktivitas yang berisiko bagi ibu hamil
adalah:
1) Aktivitas yang meningkatkan stres
2)
Berdiri
lama sepanjang hari
3)
Mengangkat
sesuatu yang berat
4)
Paparan
terhadap suhu atau kelembapan yang ekstrim tinggi atau rendah
5)
Pekerjaan
dengan paparan radiasi.
Nasehat yang penting disampaikan:
1) Ibu hamil tetap boleh melakukan aktivitas
atau pekerjaan tetapi cermati lebih dahulu apakah aktivitas yang dilakukan
bersiko atau tidak untuk kehamilan
2) Nasehatkan keuntungan dan resiko bagi ibu
hamil (Kusmiyati, 2009, 87).
2. Umur
Kehamilan adalah suatu ekspresi perwujudan diri sekaligus juga suatu
perwujudan identitas sebagai calon ibu dan ayah. Merupakan suatu kebanggaan
tersendiri bagi seorang wanita untuk menjalani kehamilan sebagai sebuah bagian
dari siklus hidupnya (Detiana, 2010, 19).
Saat ini banyak perempuan yang menikah di umur 30-an dan hamil di atas
umur tersebut. Perkembangan zaman, tuntutan karier, kematangan psikologi,
hingga urusan medis, menjadi alasan bagi seorang perempuan untuk memutuskan
menunda pernikahan, termasuk kehamilan (Detiana, 2010, 53).
Semakin muda dan semakin tua umur seorang
ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang
diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan
untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan
janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang
besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja
maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan
yang sedang berlangsung (Purwitasari, 2009, 36-37).
Mengingat risikonya yang tidak sedikit, sangat disarankan kehamilan ibu
berumur di atas 35 tahun untuk selalu berada di bawah pengawasan dokter ahli
kandungan sejak dini. Bahkan, perlu juga bagi pasangan yang memutuskan untuk
memiliki anak di atas 30 tahun berkonsultasi pada ahlinya, agar mendapatkan
penjelasan yang benar dan alamiah.
3. Pola Istirahat
Wanita hamil
dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur khususnya seiring kemajuan
kehamilannya. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena
istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan
rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam
hari selama perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama
kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rilaks pada siang hari selama 1
jam (Kusmiyati, 2009, 120).
4. Status Ekonomi
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat sosial ekonomi. Status ekonomi
seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang
akan dikonsumsi sehari-harinya. Seseorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian
hamil maka kemungkinan besar sekali gzi yang dibutuhan tercukupi ditambah lagi
adanya pemeriksaan membuat gizi ibu hamil semakin terpantau. Sosial ekonomi
merupakan gambaran tingkat kehidupan seseorang dalam masyarakat yang ditentukan
dengan variabel pendapatan, pendidikan dan pekerjaan, karena ini dapat mempengaruhi aspek kehidupan
termasuk pemeliharaan kesehatan (FKM UI, 2007).
5. Kebiasaan dan Pandangan Wanita Terhadap
Makanan
Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih
memperhatikan akan gizi dari anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya
dirinyalah yang memerlukan perhatian yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu
harus teratur dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan
perkembangan (Kusmiyati, 2009, 121).
No comments: "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi KEK Pada Ibu Hamil"
Post a Comment