Standar Mutu Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan (Ambarwati, 2009,112).
Kualitas pelayanan antenatal erat hubungannya dengan penerapan. Standar pelayanan kebidanan yang mana standar pelayanan berguna dan penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penerapan standar pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat, karena penilaian terhadap proses dan hasil penilaian dapat dilakukan dengan dasar yang jelas. Mengukur tingkat kebutuhan terhadap standar yang baik input, proses pelayanan dan hasil pelayanan khususnya tingkat pengetahuan pasien terhadap pelayanan antenatal yang dikenal standar mutu (Ariyanti, 2010).
a.       Standar pelayanan Antenatal
Terdapat enam standar dalam pelayanan antenatal seperti berikut ini:
1.      Identifikasi ibu hamil
Standar ini bertujuan mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya.
Pernyataan standar : Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannnya sejak dini dan teratur. Hasil yang diharapkan adalah :
a)      Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan
b)    Ibu, suami dan masyrakat menyadari manfaat pelayanan kehamilan secara dini dan teratur serta mengetahui tempat pelayanan kehamilan
c)      Menigktakan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 12 minggu.
2.      Pemeriksaan dan pemantauan Antenataal
Pemeriksaan dan pemantauan antenatal bertujuan memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan diteliti dalam komplikasi. Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat padu setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya. Hasil yang diharapkan adalah :
a)      Ibu hamil mendapatkan pelaynan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan
b)      Meningkatkannya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat
c)      Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan
d)     Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kegawatdaruratan
3.      Palpasi Abdominal
Standar palpasi abdominal bertujuan memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan jenis, penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin. Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
Secara tradisional perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis, umbilikus atau prosesus sifoideus. Cara tersebut dilakukan dengan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Sebaik-baiknya pemeriksaan tersebut, hasilnya masih kasar dan dilaporkannya hasilnya bervariasi. Hasil yang diharapkan adalah :
a)      Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik
b)      Diagnosis dini kelainan letak dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan
c)  Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan
4.      Pengelolaan anemia pada kehamilan
Standar ini bertujuan menemukan anemia pada kehamilan secara dini dan melakukan tindakan lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung.
Pemeriksaan hemoglobin (Hb) secara rutin selama kehamilan merupakan kegiatan yang umumnya dilakukan untuk mendeteksi anemia. Pemeriksaan Hb dianjurkan untuk dilakukan pada awal kehamilan dan diulang kembali pada minggu ke 30 untuk mendapat gambaran akurat tentang status Hb. Hasil yang diharapkan adalah :
a)      Ibu dengan anemia berat segera dirujuk
b)      Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia
c)      Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia
5.      Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Standar ini bertujuan mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang diperlukan.
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. Hasil yang diharapkan adalah :
a)      Ibu hamil dengan tanda preeklamsi mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu
b)      Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklamsi.
6.      Persiapan persalinan
Standar persiapan persalinan dengan tujuan untuk memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil.
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami atau keluarganya pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman adalah suatu suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping itu persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil. Hasil yang diharapkan adalah :
a)     Ibu hamil dan masyarakat tergerak untuk merencanakan persalinan yang bersih dan aman
b)      Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai
c)      Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin jika perlu
d)     Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.
(Mufdlilah, 2009, 31-35).
b.      Kebijakan Program Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal merupakan cara untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi komplikasi. Pelayanan antenatal penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Sekarang ini sudah umum diterima bahwa setiap kehamilan membawa resiko bagi ibu (Ariyanti, 2010).
Kebijakan program pelayanan antenatal yaitu kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga. Penerapan operasionalnya dikenal standar minimal (7T) yang terdiri atas :
1.    Timbang berat badan dan pengukuran  tinggi badan, suatu teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan untuk menilai status gizi ibu bila tidak tersedia timbangan pada waktu pemeriksaan kehamilan yang pertama adalah pengukuran lingkar lengan atas (LILA).
2.      Ukur (Tekanan) darah
3.      Ukur (Tinggi) fundus uteri
4.      Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid) atau TT lengkap
5.      Pemberian (Tablet besi), minimal 90 tablet selama kehamilan
6.      Tes terhadap penyakit menular seksual
7.      Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
(Ariyanti, 2010).
Kebijakan teknis pelayanan antenatal setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut : mengupayakan  kehamilan yang sehat, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan, persiapan persalinan yang bersih dan aman, perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi (Ariyanti, 2010).
c.       Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil
1.      Mengumpulkan data dasar atau pengkajian data
Mengumpulkan data subyektif dan data obyektif berupa data fokus yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya, menggunakan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
a)      Data subyektif terdiri dari :
1)      Biodata ibu dan suami
2)      Alasan ibu memeriksakan diri
3)      Riwat kehamilan sekarang
4)      Riwayat kebidanan yang lalu
5)      Riwayat menstruasi
6)      Riwayat KB
7)      Riwayat kesehatan
8)      Riwayat bio-psikososial-spiritual
9)      Pengetahuan tentang tanda bahaya persalinan
Tehnik yang digunakan untuk mengumpulkan data subyektif adalah dengan melakukan anamnesis.
b)      Data obyektif terdiri dari :
1)  Hasil pemeriksaan umum (tinggi badan, berat badan, lingkar lengan, suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan)
2)      Hasil pemeriksaan kepala dan leher
3)      Hasil pemeriksaan tangan dan kaki
4)      Hasil pemeriksaan payudara
5)      Hasil pemeriksaan abdomen
6)      Hasil pemeriksaan denyut jantung janin
7)      Hasil pemeriksaan darah dan urine
2.      Menginterpretasikan atau menganalisa data
Pada langkah ini data subyektif dan obyektif yang dikaji dianalisis menggunakan teori fisiologis dan teori patologis sesuai dengan perkembangan kehamilan berdasarkan umur kehamilan ibu pada saat diberi asuhan, termasuk teori tentang kebutuhan fisik dan psikologis ibu hamil. Hasil analisis dan interpretasi data menghasilkan rumusan diagnosis kehamilan. Rumusan diagnosis kebidanan pada ibu hamil disertai dengan alasan yang mencerminkan pikiran rasional yang mendukung munculnya diagnosis selanjutnya.
3.      Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Dalam menyusun rencana asuhan yang menyeluruh mengacu pada diagnosis mengacu pada diagnosis, masalah asuhan serta kebutuhan yang telah sesuai dengan kondisi klien saat diberi asuhan.
4.      Melaksanakan asuhan sesuai perencanaan secara efisien dan aman
Pelaksanaan rencana asuhan bisa dilaksanakan bidan langsung, bisa juga dengan memberdayakan ibu.
5.      Melaksanakan evaluasi terhadap rencana asuhan yang telah dilaksanakan
Evaluasi ditujukan terhadap efektivitas intervensi tentang kemungkinan pemecahan masalah, mengacu pada perbaikan kondisi/kesehatan ibu dan janin. Evaluasi mencangkup jangka pendek, yaitu sesaat setelah intervensi dilaksanakan, dan jangka panjang, yaitu menunggu proses sampai kunjungan berikutnya / kunjungan ulang.
6.      Pendokumetasian dengan SOAP
Pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan teknik pencatatan Subjectif Objective Assessment Planing ( SOAP ) meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a)      Mencatat data subyektif dan objektif
b)  Mencatat data hasil pengkajian,diagnosis,masalah klien/ibu hamil yang diberi asuhan berdasarkan masalahnya.
c)      Mencatat perencanaan asuhan yang meliputi perencanaan tindakan asuhan, pelaksanaan tindakan asuhan.
Adapun tujuannya adalah :
a)      Sebagai bahan komunikasi antar petugas/bidan
b)      Sebagai bahan evaluasi
c)      Sebagai bahan tindak lanjut
d)     Sebagai bahan laporan
e)      Sebagai bahan pertanggungjawaban dan tanggung gugat
f)       Meningkatkan kerja sama antar tim
g)      Sebagai bahan acuan dalam pengumpulan data
(Ariyanti, 2010).
Newer Post Older Post

No comments: "Standar Mutu Pelayanan Antenatal Care"