Bumiku Bagai Permadani Hijau Bersama Teknologi Hijau


 ARayuNA hadir untuk menemani Sobat sekalian . . .

Kali ini ARayuNA akan berbagi kisah dan informasi seputar "Teknologi Hijau".
Kira-kira Sobat sudah tahu belum ya, Apa yang dimaksud dengan Teknologi Hijau dan Apa manfaat dan kegunaan Teknologi Hijau untuk kita.

Tentunya Sobat penasaran kan, yuk simak uraian berikut ...
Aduuuuh, panas sekali ya hari ini

Tentu kalimat ini sering Sobat dengarkan dari orang disekitar kita atau mungkin diri kita sendiri yang mengeluh hal demikian. Memang benar, berdasarkan data-data yang ada bumi kita kini mengalami peningkatan suhu yang luar biasa. Hal ini sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Selain suhu bumi yang makin meningkat Sobat tentu menyadari bencana alam yang sering terjadi akhir-akhir ini. Bencana banjir, semburan gas, angin puting beliung, longsor, curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun. 

"Sadarilah Sobat … Semua itu adalah tanda-tanda bumi kita tercinta mengalami kerusakan yang menuju pada kehancuran".

Sobat tentu sering mendengar kata-kata Pemanasan Global atau sering disebut Global Warming. Pemanasan Global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan.
Apakah Sobat tahu penyebab Pemanasan Global ?
Penyebab Pemanasan Global salah satunya yaitu membakar sampah. 
Mengapa membakar sampah merupakan salah satu penyebab Pemanasan Global ?
Urusan kita dengan sampah tidak berhenti saat kita membuang sampah saja. Membuang sampah di tempatnya memang baik, tetapi masih ada hal-hal yang kita perlu perhatikan setelah membuang sampah.
Beberapa dari kita tentu akan memilih untuk membakar sampah yang telah terkumpul. 
Apakah pilihan untuk membakar sampah merupakan pilihan yang baik? 
Tentu saja tidak baik, karena ternyata membakar sampah itu malah menimbulkan masalah baru lagi khususnya bagi kesehatan kita.
Saat membakar sampah dalam tumpukan, tidak terjadi proses pembakaran yang baik. Pembakaran yang baik adalah dengan membutuhkan Oksigen (O2) yang cukup. Berbeda saat membakar tumpukan sampah, mungkin bagian luar tumpukan cukup mendapatkan Oksigen sehingga menghasilkan CO2, tapi di dalam tumpukkan sampah akan kekurangan O2 sehingga yang dihasilkan adalah gas Karbon Monoksida (CO).
Lalu kenapa dengan gas Karbon Monoksida (CO)?
Gas Karbon Monoksida (CO) merupakan gas yang berbahaya, karena dapat membunuh kita secara massal. Bila kita menghirup gas CO, hemoglobin darah yang seharusnya mengangkat dan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh akan terganggu. Dengan begitu, tubuh akan mengalami kekurangan Oksigen, yang dapat berujung kematian.
Asap yang dihasilkan dari pembakaran sampah juga berbahaya. Masalah juga muncul dari sampah organik, yang dapat mengakibatkan partikel-partikel yang tak terbakar akan berterbangan, atau menghasilkan reaksi yang menghasilkan hidrokarbon berbahaya. Hidrokarbon berbahaya yang dihasilkan asap pembakaran sampah, termasuk senyawa penyebab kanker yaitu benzopirena, nyatanya mencapai 350 kali lebih besar dari asap rokok. Semakin jauh, kita bisa terjangkit kanker paru-paru, infeksi paru-paru, asma, atau bronkitis.
Belum lagi dengan gas yang dihasilkan dari pembakaran sampah, yang juga dapat merusak atmosfer bumi. Gas tersebut adalah senyawa chlor, yang dihasilkan dari pembakaran plastik. Pembakaran bahan sintetis yang mengandung nitrogen, seperti nilon, busa poliuretan yang ada pada sofa atau karpet busa, juga membahayakan karena dapat menghasilkan gas HCN yang berbahaya.
Membuang sampah di tempatnya memang belum cukup. Proses dalam menghancurkan sampah nyatanya masih jauh lebih ribet lagi. Sehingga pada dasarnya, kita pun perlu mengurangi sampah, terutama sampah-sampah yang susah mengurai. Mengurangi konsumsi, memaksimalkan produk yang bisa digunakan berkali-kali daripada yang sekali pakai.
Zat - Zat Pencemaran Udara
Beberapa dari kita ada juga yang memilih membuang sampah di sungai, karena menurut mereka hal itu lebih praktis daripada membakarnya.
Sampah yang di buang di sungai bisa mengakibatkan aliran sungai tidak mengalir dengan baik. Hal inilah yang mengakibatkan seringnya terjadi banjir di negeri kita tercinta. 
Kira-kira berapa sih jumlah penduduk di Indonesia ?
Ya, betul sekali lebih kurang 200 juta jiwa
Bayangkan jika semua penduduk Indonesia membuang sampah tidak pada tempatnya. Sampah bertebaran dimana-mana, banjir melanda, bencana alam yang terjadi silih berganti. 
Lalu bagaimana cara pemecahannya ?
Sampah lebih baik kita daur ulang dengan tujuan agar dapat mengurangi Pemanasan Global.
Sekarang ARayuNA lanjutkan kembali mengenai Teknologi Hijau.
Apakah yang dimaksud dengan Teknologi Hijau ? 
Ada beberapa definisi mengenai Teknologi Hijau antara lain :
Teknologi adalah penggunaan sains alam sekitar untuk memelihara sumber dan alam sekitar kembali menjadi seperti semula.
Teknologi Hijau (Greentech) yang juga dikenal dengan teknologi lingkungan (envirotech) dan teknologi bersih (cleantech) adalah integrasi antara teknologi modern dan ilmu lingkungan untuk lebih melestarikan lingkungan global dan sumber daya alam serta untuk mengurangi dampak negatif dari aktifitas manusia di planet bumi.
Teknologi Hijau (Greentech) yang juga dikenal dengan teknologi lingkungan (envirotech) dan teknologi bersih (cleantech) adalah integrasi antara teknologi modern dan ilmu lingkungan untuk lebih melestarikan lingkungan global dan sumber daya alam serta untuk mengurangi dampak negatif dari aktifitas manusia di planet bumi.
Teknologi Hijau (Greentech) yang juga dikenal dengan teknologi lingkungan (envirotech) dan teknologi bersih (cleantech) adalah integrasi antara teknologi modern dan ilmu lingkungan untuk lebih melestarikan lingkungan global dan sumber daya alam serta untuk mengurangi dampak negatif dari aktifitas manusia di planet bumi merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian atau keberlanjutan kehidupan di planet bumi ini. Kelestarian atau keberlanjutan (sustainabilitas) yang dapat diartikan sebagai perihal pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan dimasa depan tanpa merusak sumber daya alam atau pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Teknologi lingkungan (envirotech) atau Teknologi Hijau (greentech) atau teknologi bersih (cleantech) adalah aplikasi ilmu lingkungan untuk melestarikan lingkungan alam dan sumber daya untuk mengekang dampak negatif dari keterlibatan manusia. Pembangunan yang berkelanjutan adalah inti dari teknologi lingkungan.
Teknologi Hijau (greentech) adalah pengembangan dan penerapan produk, peralatan dan sistem yang digunakan untuk melestarikan lingkungan alam dan sumber daya, yang meminimalkan dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan.
Dari beberapa pengertian dari Teknologi Hijau yang ada, ARayuNA simpulkan bahwa secara garis besar pengertian dari Teknologi Hijau adalah integrasi antara teknologi modern dan ilmu lingkungan yang diaplikasikan untuk melestarikan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan di masa depan tanpa merubah lingkungan dan sumber daya alam yang ada.

Di masa depan Teknologi Hijau akan dianggap sebagai tujuan dari kehidupan manusia karena manusia tidak bisa terus menerus menggunakan teknologi yang menyebabkan dampak negatif  terhadap lingkungan dan setiap bentuk kehidupan yang bergantung kepada lingkungan. Peran kita sebagai manusia yang senantiasa harus menjaga planet bumi dari kerusakan dan kehancuran. 

Teknologi Hijau bertujuan untuk menemukan dan mengembangkan cara-cara untuk menyediakan kebutuhan bagi manusia tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan atau pengurangan sumber daya alam yang cepat di planet bumi. Salah satu contoh alternatif teknologi konvensional yang diterapkan guna mengaplikasikan konsep Teknologi Hijau adalah proses pendaur-ulangan sampah, upaya ini dapat memberikan pengurangan yang signifikan terhadap efek negatif pada lingkungan yaitu mengurangi jumlah limbah dan polusi yang dihasilkan dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia. 

Konsep penerapan Teknologi Hijau secara umum memiliki beberapa tujuan utama  yang memiliki prioritas untuk dapat diterapkan dalam kehidupan manusia, yaitu :
Keberlangsungan – Upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara terus menerus di masa depan tanpa merusak atau menghabiskan sumber daya alam.
Pendaur-ulangan sampah – Upaya untuk mengakhiri siklus barang sekali pakai, dengan menciptakan produk yang sepenuhnya dapat diperoleh kembali atau digunakan kembali 
Pengurangan Sumber Sampah – Upaya untuk mengurangi sumber limbah dan polusi dengan mengubah pola produksi dan pola konsumsi.
Inovasi – Upaya untuk mengembangkan alternatif teknologi yang ramah lingkungan guna memenuhi kebutuhan manusia tanpa merusak lingkungan.
Viabilitas – upaya untuk menciptakan suatu pusat kegiatan ekonomi diseluruh bidang teknologi dan produk yang memberikan keuntungan bagi lingkungan dan menciptakan peluang usaha baru yang benar-benar melindungi planet bumi dari kerusakan. 
Edukasi – Upaya untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya penerapan teknologi hijau guna mendukung terciptanya daya dukung lingkungan yang berkelanjutan. 
Prinsip utama pada Konsep Teknologi Hijau meliputi 3 hal yaitu : 
  • Kenyamanan Sosial
  • Ekonomis
  • Ramah Lingkungan 
Penerapan
Ragam atau tipe dalam penerapan konsep Green Technology di dunia didasarkan pada prinsip-prisip utama pada Greentech. Konsep Greentech diterapkan untuk membantu manusia dari teknologi yang paling sederhana hingga teknologi yang paling mutakhir untuk mencapai kehidupan yang nyaman, ekonomis dan ramah lingkungan. Pada dasarnya konsep Greentech yang diterapkan  dalam menciptakan produk adalah untuk meminimalkan bahan baku, mengefisiensikan proses, dan memaksimalkan output produk tetapi menghasilkan sampah yang minimal. Hal ini selaras dengan prinsip yang ada di konsep Greentech.
Energi
Menekan angka pencemaran karbon ke udara dengan mengurangi pengunaan bahan bakar energi yang berasal dari fosil. Kita ketahui bersama sumber energi fosil memiliki potensi yang terbatas dan menghasilkan dampak yang tidak baik bagi lingkungan yaitu menghasilkan pencemaran karbon, hal ini akan berdampak buruk bagi bumi apabila tidak diambil tindakan. Penerapan konsep Greentech adalah untuk mengefisienkan tingkat penggunaan energi, mulai dari sistem eksplorasi sumber energi, proses pengkonversian sumber tersebut menjadi energi hingga terbentuknya energi yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Dengan adanya efisiensi energi diharapkan pencemaran karbon dapat ditekan.
Solusi lain dari konsep Greentech adalah dengan mengganti sumber energi dari fosil energi menjadi renewable energy atau energi terbarukan yang lebih potensial, ramah lingkungan dan dapat diperbaharui kembali. Renewable energy merupakan konsep utama dalam penerapan Greentech di bidang energi, beberapa contoh Renewable energy antara lain :
·         Waste to Energy
·         Biomass Enegy
·         Hydro Energy
·         Wind Energy
·         Solar Energy
·         Geothermal Energy

Contoh Penerapan di Indonesia : 
  1. Penggunaan tenaga air (Hydro power) sebagai sumber energi listrik
  2. Penggunaan tenaga surya (Solar cell power) sebagai sumber listrik
  3. Pemanfaatan biomassa menjadi biofuel untuk bahan bakar (limbah tanaman jarak, tebu, ketela, jagung)
  4. Pemanfaatan biogas dari limbah organik dan kotoran ternak  sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah/kayu bakar
  5. Pemanfaatan biogas sebagai pengerak generator gas untuk pembangkit listrik  
Bangunan
Konsep green building atau bangunan ramah lingkungan di dorong menjadi tren dunia bagi pengembangan properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan ini punya kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. Poin terbesar dalam konsep ini adalah penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan.
Hal-hal yang menyangkut bangunan ramah lingkungan adalah membangun hanya yang diperlukan dan tidak menggunakan lebih dari yang diperlukan, menganut prinsip keterkaitan, serta memandang profesi arsitek sebagai “pengurus bumi” (steward of the earth). Untuk strategi yang dapat diterapkan antara lain pemanfaatan material berkelanjutan, efisiensi lahan, keterkaitan dengan ekologi lokal, keterkaitan antara transit dan tempat tinggal, rekreasi dan bekerja, serta efisiensi penggunaan air, penanganan limbah, dan mengedepankan kondisi lokal baik secara fisik maupun secara sosial.
Contoh penerapan konsep design Green Building : 
1.      Meminimalkan penggunaan lampu dengan memanfaatkan cahaya alami
2.      Meminimalkan penggunaan mesin pendingin ruangan dan air dengan mengefektifkan design bangunan
3.      Pengelolaan limbah “closed cycle” untuk gedung tempat tinggal
4.      Menyediakan ruang terbuka hijau untuk tiap bangunan/gedung yang dibangun
5.      Penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan dan tahan lama 
Chemistry
Green Chemistry adalah suatu falsafah atau konsep yang mendorong desain dari sebuah produk ataupun proses yang mengurangi ataupun mengeliminir penggunaan dan penghasilan zat-zat (substansi) berbahaya. Green Chemistry lebih berfokus pada usaha untuk meminimalisir penghasilan zat-zat berbahaya dan memaksimalkan efisiensi dari penggunaan zat-zat (substansi) kimia. Sedangkan, Environmental Chemistry lebih menekankan pada fenomena lingkungan yang telah tercemar oleh substansi-substansi kimia.
Green Chemistry itu sendiri memiliki 12 asas, antara lain :
  1. Menghindari penghasilan sampah
  2. Desain bahan kimia dan produk yang aman
  3. Desain sintesis kimia yang tak berbahaya
  4. Penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable)
  5. Penggunaan katalis 
  6. Menghindari bahan kimia yang sifatnya derivatif (chemical derivatives
  7. Desain sintesis dengan hasil akhir (produk) yang mengandung proporsi maksimum  bahan mentah 
  8. Penggunaan pelarut dan kondisi reaksi yang aman 
  9. Peningkatan efisiensi energi
  10. Desain bahan kimia dan produk yang dapat terurai 
  11. Pencegahan polusi 
  12. Peminimalan potensi kecelakaan kerja 
Contoh penerapan konsep Green Chemistry : 
  1. Vitamin C (asam askorbat) untuk proses pembuatan polimer
  2. Gula dan minyak sayur sebagai bahan baku cat
  3. Gula pati dan selulosa sebagai bahan bakar
  4. Pemakaian enzim untuk pembuatan bahan dasar kosmetik
  5. Kacang kedelai sebagai Bahan Pembuatan Toner printer 
  6. Kacang kedelai sebagai bahan baku pembuatan lem perekat  
Nanotechnology
Nanotechnology merupakan pengembangan dari clean technology yang merupakan suatu upaya untuk meminimalisasi potensi resiko kerusakan lingkungan dan manusia yang terkait dengan pembuatan dan penggunaan produk nanoteknologi serta untuk mendorong penggantian produk yang ada dengan produk nano baru yang lebih ramah lingkungan.
Tujuan dari Green Nanotechnology ada dua yaitu :  
  • Memproduksi Nanomaterials dan produk tanpa merugikan lingkungan atau kesehatan manusia, dan memproduksi nano-produk yang memberikan solusi terhadap masalah lingkungan hidup.
Contoh :
    • Membran nano dapat membantu produk terpisah reaksi kimia yang diinginkan dari bahan limbah.  
    • Katalis Nanoscale bisa membuat reaksi kimia yang lebih efisien dan lebih boros.
  • Mengembangkan produk-produk yang menguntungkan lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh :
    • Nanomaterials atau produk langsung dapat membersihkan situs limbah berbahaya, air desalinasi, polutan merawat dan memonitor polusi lingkungan.
    • Nanocomposites ringan untuk mobil dan alat transportasi lainnya dapat menghemat bahan bakar dan mengurangi bahan yang digunakan untuk produksi.
Disini ARayuNA akan memberitahu sebuah rahasia besar dimana ada sebuah mobil yang dapat menghemat bahan bakar tanpa merugikan lingkungan ataupun kesehatan manusia. 
Pastinya Sobat ARayuNA pada penasaran kan ??
Yuk intip tampilannya . . .

Sistem i-EGR yang menghasilkan pembakaran sempurna dan meminimumkan keluaran gas CO2
Sistem eco-IDLE yang mengatur hidup-mati mesin secara otomatis dalam keadaan macet untuk mencapai efisiensi konsumsi bahan bakar.
1 st STAGE :
Memiliki komponen yang lebih sedikit,sehingga lebih ringan dan menggunakan sumber daya alam yang lebih sedikit. Dengan "active ignition system" dan berbagai Improvement lainnya, bertujuan untuk mencapai tingkat efisiensi bahan bakar lebih dari 30% dibandingkan mesin-mesin Daihatsu saat ini. Dengan menggunakan sistem turbo, kami akan mewujudkan kenyamanan berkendara dan efisiensi bahan bakar meskipun dengan mesin ber-cc rendah.
2 nd STAGE :
Emisi CO2 Nol : Ramah Lingkungan
Precious metal free : menggunakan sumber daya alam yang lebih sedikit dan biaya yang lebih rendah.
Mempunyai jarak tempuh yang lebih jauh dibandingkan teknologi fuel cell lain
3 rd STAGE :
Daihatsu telah berkiprah selama 105 tahun di dunia otomotif. Berbagai teknologi berkualitas dengan harga terjangkau dan juga ramah lingkungan sudah dikembangkan oleh produsen mobil asal Jepang ini.
Daihatsu Motor Corporation (DMC) telah memiliki ‘blue print’ untuk pengembangan teknologi hijau masa depan. Daihatsu memiliki tiga tahapan dalam pengembangan teknologi hijau
Tahap pertama adalah pengembangan tekonologi ‘Eco-Idle’ yang mampu mengatur hidup  dan mati mesin secara otomatis dalam keadaan macet atau ketika berhenti di lampu lalu lintas untuk mencapai efisiensi konsumsi bahan bakar. Pada tahap ini dengan sistem i-EGR mampu menghasilkan pembakaran sempurna dan meminimalkan gas CO2. Fitur ini terpasang pada Daihatsu Mira e:S dengan konsumsi BBM bisa tembus 1 liter untuk 30 kilometer.
Tahapan kedua, mengarah pada mesin 2-silinder turbocharger. Mesin memiliki komponen-komponen lebih sedikit dan compact yang berdampak pada bobot lebih ringan, serta menggunakan sumber daya alam lebih sedikit.
“Dengan komponen-komponen lebih sedikit dapat mengurangi friksi mesin sehingga proses kinerja mesin menjadi lebih sempurna,” terang Satriyo Budiutomo, Research and Development Division, ADM. “Efisiensi bahan bakar bisa mencapaai 30 persen dengan target perjalanan 35 liter hanya membutuhkan BBM 1 liter.”
Tahap terakhir disebut Precious Free Liquid Feed Fuel Cell (PMfLFC). Pada tahap ini emisi gas buang CO2 nol. Ini merupakan wujud kendaraan yang ramah lingkungan. Material-material kendaraan ini menggunakan sumber daya alam yang lebih sedikit, tidak mengandung logam mulia, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih rendah.
Tahap ini berfokus pada penggunaan bahan bakar cair baru yaitu Hidrazin Hidrat. Zat ini memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi dan tidak menghasilkan CO2. Zat ini adalah bahan bakar cair yang tepat untuk mobil ramah lingkungan generasi baru.

Wah . . . Keren banget ya Sobat Mobil Teknologi Hijau yang diciptakan Daihatsu. Dengan memakai kendaraan ini maka kita termasuk salah satu orang yang melindungi bumi dari kerusakan yang berujung pada kehancuran. Mari beramai-ramai kita lindungi bumi kita nan permai dengan cara seperti yang ARayuNA sudah jelaskan tadi.

"Kembali Hijau Bersama Teknologi Hijau Daihatsu"
Selain memiliki Mobil Teknologi Hijau ternyata Daihatsu juga juga sangat peduli terhadap lingkungan Rumah Tangga. Hal ini terbukti dengan adanya Daihatsu BERHIAS (Bersih, Hijau, Asri dan Sehat). Apa sih sebenarnya Daihatsu BERHIAS ini, yuk kita simak ringkasan berikut !
Kesehatan masyarakat dimulai dari kesadaran tiap individu menciptakan lingkungan bersih dalam kehidupan sehari-hari. Sepertinya ungkapan sederhana di atas bila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, akan berdampak besar. Itulah yang juga dilakukan ADM terhadap RW BINAANnya di RW 04 Kelurahan Sungai Bambu. PT ADM mengadakan penjurian Lomba Kebersihan antar RT di RW 04 yang bertajuk Daihatsu BERHIAS (Bersih-Hijau-Asri-Sehat)
Beberapa hal yang menjadi point penting dalam penilaian Daihatsu BERHIAS adalah Kebersihan, Penghijauan, Kesehatan, Kerapihan, Administrasi dan Perubahan. Dari point-point int tersebut dibagi lagi menjadi point Kebersihan lingkungan, halaman rumah, saluran air. Penghijauan meliputi pengadaan tanaman dan TOGA; Kesehatan meliputi adanya tempat sampah dan Jumantik. Kemudian kerapihan dilihat dari kondisi Lingkungan RT, teras rumah, dan saluran air. Point Administrasi dan Perubahan mencakup tentang adanya kader kebersihan dan juga perubahan sudah dilakukan di RT tersebut.




Newer Post Older Post

No comments: "Bumiku Bagai Permadani Hijau Bersama Teknologi Hijau"