Bagaimana ekspresimu ketika kamu bermimpi tentang Pangeran Angsa ?
Senang, sedih, terharu, atau marah ??

Sungguh aku tidak tahu aku harus bagaimana jika hal itu menghampiriku.
Dan hal itu terjadi, tidak tidak mimpi itu begitu nyata, aku tidak tahu apakah itu hanya bunga tidur atau kenyataan yang benar terjadi. Angsa itu begitu nyata tepat berada didepanku, angsa putih itu memakai mahkota yang mungil dan dihiasi butiran permata yang indah.
Yuk dibaca...
     Liburan
 kali ini aku berlibur ke suatu daerah di pegunungan, tepatnya di dekat 
daerah RooseBerry*. Kawasan di sekitar sini begitu asri, bukit-bukit 
yang tertata rapi, pohon-pohon yang menyelimutinya. Sungguh pemandangan 
yang begitu luar biasa dan amat mendebarkan. 
Di sini aku tinggal di sebuah perumahan mungil yang di kelilingi taman yang indah dan menakjubkan. Bunga-bunga bermekaran, kupu-kupu yang berkejaran menambah indahnya bumi nan permai. Aku berjalan menuju belakang perumahan sebuah danau. Indah sekali, airnya yang jernih berwarna kebiruan.
Wah . . . ternyata disana banyak angsa. Aku berjalan mendekati danau itu, danau indah yang baru pertama kali ini kulihat. Aku betah berlama-lama menghabiskan waktu di tepi danau ini. Angin yang berhembus sepoi . . . aku menaiki sebuah perahu mungil dan mendayungnya menuju tengah danau, danau yang diberi nama Danau Angsa. Bukan bentuknya yang mirip angsa, melainkan begitu banyak angsa disana. Aku mengamati satu persatu angsa yang berenang di danau.
Di sini aku tinggal di sebuah perumahan mungil yang di kelilingi taman yang indah dan menakjubkan. Bunga-bunga bermekaran, kupu-kupu yang berkejaran menambah indahnya bumi nan permai. Aku berjalan menuju belakang perumahan sebuah danau. Indah sekali, airnya yang jernih berwarna kebiruan.
Wah . . . ternyata disana banyak angsa. Aku berjalan mendekati danau itu, danau indah yang baru pertama kali ini kulihat. Aku betah berlama-lama menghabiskan waktu di tepi danau ini. Angin yang berhembus sepoi . . . aku menaiki sebuah perahu mungil dan mendayungnya menuju tengah danau, danau yang diberi nama Danau Angsa. Bukan bentuknya yang mirip angsa, melainkan begitu banyak angsa disana. Aku mengamati satu persatu angsa yang berenang di danau.

  Tiba
 - tiba sebuah kepakan sayap mengagetkanku, seekor angsa putih 
menghampiri perahuku. Angsa putih dan bersih itu menghampiriku. Di 
kepalanya terlihat sebuah mahkota mungil bertaburkan permata yang indah.
 Aku kaget melihat angsa itu, angsa itu juga mengenakan sebuah kalung 
dilehernya.
Permatanya berpendar-pendar tatkala terkena cahaya air danau. Aku merangkul angsa itu dan memeluknya, aku seakan bisa merasakan raut wajah angsa yang seakan sedang dirundung masalah yang berat.
Permatanya berpendar-pendar tatkala terkena cahaya air danau. Aku merangkul angsa itu dan memeluknya, aku seakan bisa merasakan raut wajah angsa yang seakan sedang dirundung masalah yang berat.
 
    Aku membawa angsa itu pulang ke perumahan, memberinya makan. Aku 
merawatnya, kaki angsa itu terluka. Aku memberinya sebuah tempat untuk 
ia tidur, dan memberinya selimut. Hari terus berjalan, angsa itu sembuh 
dari lukanya. Aku mengajaknya jalan-jalan ke danau, agar ia dapat dengan
 puas bermain air di sana. Aku menjadi semakin menyayanginya. Jujur saja
 aku belum pernah merawat angsa selama hidupku. Karena aku sangat takut 
dengan angsa. Ternyata dugaanku salah. Angsa tidak menakutkan seperti 
apa yang selama ini aku temui. Tidak semua angsa menakutkan. 
 Aku merencanakan akan membawa angsa itu pulang ke kota. Tapi . . . apakah nanti dia tidak akan sedih jika berpisah dengan keluarganya. Aku harus bagaimana.
  
 Angsa itu kemana . . . aku lusa mau pergi ke lain tempat lagi, dia 
malah menghilang. Aku sedih tidak tahu kenapa . . . beribu pertanyaan 
ada di benakku. Ya sudahlah mungkin angsa itu sudah bertemu dengan 
keluarganya kembali, sampai lupa dia denganku.
 Berjemur
 di tepi pantai . . . berkejaran dengan debur ombak yang bergulung. Ah .
 . . alangkah indahnya pemandangan di sini. Aku bisa melihat matahari 
terbenam, burung-burung camar. Burung camar itu mengingatkan aku akan 
angsa di danau angsa. Kemana ya angsa itu . . . tanya aku dalam hati.
    Berjemur
 di tepi pantai . . . berkejaran dengan debur ombak yang bergulung. Ah .
 . . alangkah indahnya pemandangan di sini. Aku bisa melihat matahari 
terbenam, burung-burung camar. Burung camar itu mengingatkan aku akan 
angsa di danau angsa. Kemana ya angsa itu . . . tanya aku dalam hati.
   
 Hari itu aku duduk di tepi pantai, sambil menulis nama angsa di pasir 
pantai yang tiba-tiba di hapus debur ombak. Kenapa ya aku selalu 
memikirkan angsa bermahkota itu. Tanpa kusadari seorang cowok melihat ke
 arahku sambil tersenyum.
Cowok
 itu selalu menemani hari-hariku. Berenang di pantai, berkejaran di 
tengah ombak yang berdebur kencang. Berselancar, membuat istana dari 
pasir.Aku sangat senang bersama dengannya. Aku seperti merasa sudah lama
 mengenal dia.
Mendengarkan musik kesukaanku 
 
 
 Bersama dengannya aku melihat matahari terbenam di ufuk barat sana.
Sambil berharap angsa akan kembali padaku.
Aku hanya menyayangi angsa, aku tahu Vandre baik, tapi kenapa aku tetap bersikeras menanti 
angsa kembali
Aku sudah mengatakan padanya . . . kini aku lega.
Tapi,
 kenapa Vandre malah tersenyum mendengar penuturan ku. Aku membayangkan 
reaksi dia yang di luar dugaan ku. Aku pikir dia pasti merasa aku ini 
gila karena jatuh cinta pada seekor angsa
 
Aaaaaaaaaaaaa . . . !!!
Aku kaget tatkala dia mengatakan dia adalah angsa itu, Vandre menunjukkan kalungnya.
Iya benar kalung itu, itu adalah kalung yang digunakan angsa bermahkota itu.
Aku langsung memeluk Vandre
     Ternyata dialah angsa bermahkota itu. Angsa kena sihir akibat ulah yang diakibatkan oleh dirinya sendiri.
 Vandre menjadi angsa karena dia selalu berfoya-foya dan tidak mau 
mendengar kata Orangtuanya. Vandre berubah menjadi angsa karena ayah dan
 ibunya kesal akan perbuatannya yang tidak bisa menjadi panutan rakyat 
di kerajaannya.
  
 Sejak menjadi seekor angsa Vandre berubah, terlebih lagi ketika bertemu
 denganku yang merawatnya ketika kakinya luka. Sihir itu akan sirna 
tatkala ada seorang cewek yang benar-benar mencintai Vandre dengan 
tulus. Dan aku tidak tahu kalau ternyata angsa itu benar-benar seorang 
pangeran.
  
Aku tidak peduli bagaimana sikap dan perbuatan yang sudah dilakukan 
Vandre. Semua orang pasti punya masa lalu begitu juga aku. Aku hanya 
akan menjadikan masa lalu sebagai pelajaran dan sebuah kenangan untuk ke
 depan lagi akan berusaha lebih baik lagi. Karena tidak ada manusia yang
 sempurna di dunia ini. Vandre mengajakku pulang ke kerajaannya 
di luar negeri, dan akhirnya kami menikah. Dan aku menjadi seorang putri
 kerajaan seperti cerita dalam dongeng anak-anak. Hanya saja Pangeranku 
tidak membawa kuda dan kereta kencana, dia membawa mobil mewah beserta 
pengawalnya.
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
 
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
♥   My Dream's Selesai  ♥
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
ciaaaa ciaaa ciaa . . .
Bagaimana . . . sudah selesai baca cerita tentang mimpiku.

Semangat semangat . . . !!!
Sambil dengerin lagu kan asyik ^_^ Ceritanya masih panjang loh Whehehehe . . .
Kalian pasti pernah dengar, kalau masa yang paling indah itu adalah masa sekolah.
Pernah liat film "Kisah kasih di sekolah" nah kalau yang sekarang ini adalah kisahku waktu di SMP. 
Masa-masa yang takkan pernah terlupakan.
Masa-masa yang takkan pernah terlupakan.
Karena di SMP inilah aku mengenal yang namanya persahabatan, kekeluargaan dan tentu saja cinta.
Waktu
 itu aku menduduki kelas 1.5 Sekolah menengah di kotaku, kelas paling 
ujung dan paling jauh. Yaa . . . aku baru masuk di sekolah ini sebagai 
murid tamatan sekolah dasar di kotaku. Aku memang tidak pintar, tapi aku
 mau berusaha. Aku begitu giat belajar hal ini karena Guru begitu 
menyayangiku. Hal inilah membuatku menduduki peringkat pertama di 
kelasku. Namun  saat itu merupakan saat terakhir aku di kelas 1.5, 
karena aku ternyata aku memperoleh Juara umum 2 dari 249 pelajar 
disekolahku. 
Aku
 begitu sedih berpisah dengan teman-teman di kelas 1.5, karena semua 
teman di kelas begitu menyayangiku terutama 2 orang sahabat cowokku. Aku
 dipindahkan ke kelas 1.1 kelas unggul, tempat siswa pintar dan 
berprestasi. Aku shock, jadi pendiam susah bagiku untuk menyesuaikan 
diri di kelas yang baru. Nilaiku turun semua dan rangkingku turun ke 
rangking 21. Huyuuuuh . . . bagaimana tidak, aku amat tidak menyukai 
guru di kelas ini yang mengatakan aku anak transmigrasi. Ingin rasanya 
aku pindah ke kelasku yang lama, berkumpul lagi bersama teman-temanku 
disana kelas 1.5 tapi bagaimana caranya. Jam istirahat aku hanya duduk 
di kelas, aku tidak ingin bergabung dengan mereka di kelas ini. 
Anak-anak pintar sedangkan aku, aku tidak seperti mereka. Terkadang 
teman-teman ku dari kelas yang lama menghampiri kelasku dan mengajakku 
ke kantin. Aku begitu nyaman bersama mereka dan aku benci ada di kelas 
yang baru.
Setiap hari aku hanya menghabiskan waktu di kelas, mungkin karena itu anak cowok di kelas menjahiliku. Menarik rambutku, menutup buku pelajaranku dan lainnya. Aku masih begitu ingat dengannya, cowok yang selalu menemaniku dan menjadi sahabat dekatku. Namun hal itu tidak berlangsung lama, aku tidak tahu siapa yang memulainya dia ataupun aku. Aku menyukainya, senyumnya matanya semua yang dia miliki begitu indah. Teman-teman bilang dia menyukaiku, tapi aku tidak tahu mereka dapat info itu darimana. Mr. Perfect begitulah aku memanggil dia.
Masih terbesit di benakku saat dia menjengukku ketika aku sakit. Wajahnya cemas tatkala melihatku terbaring saat itu. Duduk disamping tempat tidurku. Kini semuanya telah berlalu. Andai saja aku diberikan kesempatan untuk mengulang masa lalu, maka aku akan memperbaiki saat indah bersamanya, walau hanya sebentar.
Terkadang sampai hari ini pun aku masih terbayang akan wajah dan senyumnya yang memiliki lesung pipi itu. Tapi aku sadar . . . aku dan dia tidak mungkin akan bersatu karena adanya jurang yang terlalu dalam dan terjal seperti lirik lagu Tere feat Vallen "Mengapa Ini yang Terjadi" itulah lagu yang selalu ku lantunkan saat kuingat dia.
Setiap hari aku hanya menghabiskan waktu di kelas, mungkin karena itu anak cowok di kelas menjahiliku. Menarik rambutku, menutup buku pelajaranku dan lainnya. Aku masih begitu ingat dengannya, cowok yang selalu menemaniku dan menjadi sahabat dekatku. Namun hal itu tidak berlangsung lama, aku tidak tahu siapa yang memulainya dia ataupun aku. Aku menyukainya, senyumnya matanya semua yang dia miliki begitu indah. Teman-teman bilang dia menyukaiku, tapi aku tidak tahu mereka dapat info itu darimana. Mr. Perfect begitulah aku memanggil dia.
Masih terbesit di benakku saat dia menjengukku ketika aku sakit. Wajahnya cemas tatkala melihatku terbaring saat itu. Duduk disamping tempat tidurku. Kini semuanya telah berlalu. Andai saja aku diberikan kesempatan untuk mengulang masa lalu, maka aku akan memperbaiki saat indah bersamanya, walau hanya sebentar.
Terkadang sampai hari ini pun aku masih terbayang akan wajah dan senyumnya yang memiliki lesung pipi itu. Tapi aku sadar . . . aku dan dia tidak mungkin akan bersatu karena adanya jurang yang terlalu dalam dan terjal seperti lirik lagu Tere feat Vallen "Mengapa Ini yang Terjadi" itulah lagu yang selalu ku lantunkan saat kuingat dia.
~ Sweet Memories ~
Masa-masa paling indah takkan terlupa kisah yuna di sekolah yihaaaa . . .
Jiah malah nyanyi whahaha
    
 Di SMA aku malah jadi cewek tomboi oalah >_< gak tahu 
kenapa, soalnya buat perlindungan aja biar gak ada cowok yang dekatin. 
Nah loh tapi kok tambah banyak yang suka ==" suram banget yaa . . . tapi
 semuanya aku cuekin, soalnya aku lebih suka sama yang dewasa, cuek dan 
cool.
    
 Hmmm . . . tapi gak ada cowoknya di SMA, padahal yang cakep banyak yang
 keren pun gak kurangan. Tapi nggak satupun yang bisa meluluhkan hatiku 
cieee . . .
Sampai
 suatu hari ada seorang cowok masuk ke sekolah. Nah siapa ya dia?? 
mondar-mandir di depan kelas. Setiap jam istirahat malah main basket di 
lapangan. Tapi kok nggak pakai seragam sekolah. Nah loh . . . !!
Aaaaaa . . . ternyata dia bukan murid di sekolahku. Tidaaaak . . . ternyata dia Guru di sekolahku ==" oalah.
 
    Dia mengajar kelas 3 sedangkan aku masih kelas 1. Sejak tahu kalau 
dia adalah guru maka aku segera menghapus pandangan dari dia. Bagaimana 
mungkin murid dan Guru pacaran kan. Ketika aku menginjakkan kaki di 
kelas 3 dia malah mengajar di kelasku. Kembali teringat akan rasa suka 
ku dulu, aku yang biasanya ogah-ogahan belajar Komputer jadi semangat 
gara-gara gurunya dia. Ujian teori, ujian lisan, dan ujian praktek aku 
lewati dan mendapat nilai A. Wuuiih . . . mantap. 
Nggak tahunya dia memberi tugas kelompok, namun kami mesti datang ke tempat kursus dia. Ya sudah akhirnya aku dan beberapa orang anggota kelompok ke sana. Begitu terus hingga dari sana lah kami mulai dekat. Bercanda gura, tertawa bersama. Tanpa sepengetahuanku sebut saja Kafa (nama panggilanku untuknya) minta nomor HP ku dari temen sekelasku. Pantas saja pagi ini ada nomor baru yang sms ke HP ku. Akhirnya kami SMSan baik saat ada di sekolah, di kelas maupun di luar sekolah.
Dia selalu membuatku tertawa, memberiku kejutan, memberi novel kesukaanku dengan sampulnya yang berwarna merah.
 ~ Guruku Idolaku ~
Tapi
 semua tidak berlangsung lama, setelah tamat SMA aku pun melanjutkan 
sekolah ke tingkat yang lebih tinggi dan Kafa harus cepat-cepat menikah 
mengingat Orangtuanya yang sudah sering sakit. Akhirnya kami putus, aku 
hanya bisa diam seribu bahasa.

.jpg)












.jpg)




+copy.jpg)
Tidak ada komentar: "Dreaming Girl"
Posting Komentar