Metodologi Penelitian


A. Desain Penelitian
    Deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat tanpa mencari hubungan antar variabel. Penelitian deskriptif kuantitatif digunakan apabila dalam mendeskripsikan peneliti menggunakan angka dengan analisis univariat berupa persentase kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Penelitian deskriptif kualitatif digunakan apabila peneliti menyajikan hasil penelitiannya berupa kata-kata bukan angka. Data kualitatif merupakan kenyataan yang menunjukkan sifat-sifat objek yang tidak memungkinkan secara langsung dapat diubah menjadi angka, sehingga dapat menggunakan pendekatan dalam bentuk kategori. Contoh : pengetahuan baik, penataan rapi, perkataan yang  benar. Sebenarnya merupakan informasi, namun karena sulit di angkakan,  maka disebut data. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Contohnya 60 orang responden, 3.000 jiwa, 20 km, 45 kg.
Analitik adalah suatu metode penelitian dimana peneliti tidak hanya mendeskripsikan saja tetapi sudah menganalisis hubungan antar variabel. Salam penelitian analitik dapat diketahui seberapa jauh kontribusi faktor risiko terhadap adanya suatu kejadian tertentu. Secara garis besar survei analitik ini dibedakan  dalam tiga pendekatan yaitu :
     Cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari korelasi antara faktor-faktor risiko dengan cara pendekatan/ pengumpulan data sekaligus pada satu saat tertentu saja. Studi ini dapat diterapkan padana penelitian deskriptif maupun analitik.
   Case control adalah suatu penelitian yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospective. Faktor risiko diukur dengan melihat kejadian masa lampau untuk mengetahui ada tidaknya faktor risiko yang dialami.
    Cohort adalah suatu penelitian survei yang paling baik dalam mengkaji hubungan antara faktor risiko dengan efek (penyakit).
   
B. Populasi dan Sampel
  • Populasi merupakan keseluruhan objek dalam suatu penelitian yang akan dikaji karakteristiknya. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Unsur-unsur objek penelitian tersebut dapat berbentuk manusia, makhluk hidup (tumbuhan, hewan), benda mati (rumah, sumber air, udara, pasar), benda abstrak (kegiatan, waktu).
  • Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Rosyad (2010), sampel digunakan bila :
    • Jumlah populasi yang akan diteliti terlalu banyak
    • Area atau kawasan penelitian sangat luas dan sulit dijangkau
    • Waktu penelitian yang terbatas
    • Kurangnya dana
    • Fasilitas yang tidak memadai
    • Keamanan yang tidak terjamin
Untuk memperoleh secara maksimal sampel yang tidak didasari dengan keinginan peneliti, ada dua teknik sampling yaitu :
    • Random sampling (Probability sampling) merupakan  pengambilan sampel secara acak
      • Simple random sampling
Cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada. Teknik ini digunakan bila jumlah populasi tidak terlalu besar. Langkah pengambilan sampel dengan cara simple random sampling adalah sebagai berikut :
        • Tentukan besar sampel yang diinginkan
        • Buat daftar populasi lengkap dengan nomor urutnya
        • Tulis nomor pada kertas undian, kemudian di linting atau tulis nomor pada bola atau lainnya
        • Lakukan undian untuk mengambil lintingan kertas sebanyak sampel yang diinginkan dengan mata tertutup
        • Buat daftar nomor sampel yang terpilih.
Contoh :
Dari 25 populasi sampel yang diinginkan 10 responden maka :
NO
Nama
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Setelah dilakukan pengundian yang menjadi responden adalah   responden nomor 2, 3, 5, 7, 8, 9, 16, 19, 23, 24 = 10 responden.
      • Systematic random sampling
Cara pengambilan sampel dengan membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya adalah interval sampel. Sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau anggotanya populasi secara acak antara 1 sampai dengan jumlah populasi. Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang diinginkan hasilnya sebagai interval adalah x, maka yang terkena sampel yaitu setiap kelipatan dari x tersebut.
Contoh :
N (Jumlah populasi)    : 300 orang(1, 2, 3, 4, 5, …………....300)
N (Sampel)                  : yang diinginkan misalnya 30
I (Intervalnya)             : 300 : 30 = 10
Untuk kelompok pertama lakukan undian ambil 1 nomor sebagai sampel pertama, yang keluar nomor 1 maka 1 digunakan sebagai sampel pertama. Selanjutnya anggota populasi yang menjadi sampel adalah setiap responden yang mempunyai nomor kelipatan 10, misalnya 1, 11, 21, 31, 41, 51, 61, 71, 81, 91, 101, 111, 121, 131, 141, 151, 161, 171, 181, 191, 201, 211, 221, 231, 241, 251, 261, 271, 281, 291 (30 sampel).
      • Stratified random sampling
Jika dalam suatu populasi terdiri dari unit yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda maka teknik pengambikan sampel yang tepat adalah Stratified random sampling. Penentuan strata ini dapat didasarkan bermacam-macam misalnya tingkat pendidikan, pendapatan, jenis rumah, tingkat sosial  ekonomi, umur responden.
Contoh :
Ibu-ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
Cara pengambilan sampel berdasarkan pendidikan yakni pendidikan rendah, menengah dan tinggi.
      • Cluster sampling
Pengambilan sampel teknik ini dilakukan berdasarkan tingkat wilayah secara bertahap. Pelaksanaannya dengan membagi wilayah populasi ke dalam sub wilayah dan tiap sub wilayah dibagi  ke dalam bagian yang lebih kecil lagi. Misalnya dari Provinsi, Kabupaten atau Kota, Kecamatan, Kelurahan atau Desa, RW, RT
    • Non random sampling (Nonprobability sampling) merupakan teknik pengambilan sampel dimana tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
      • Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya jumlah populasi sebanyak 120 orang lalu diberi nomor urut 1 sampai 120. Pengambilan sampel bisa dilakukan dengan nomor genap ataupun ganjil.
Contoh :
2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26, 30 ……………..… 120
      • Sampling kuota : Sampling kuota teknik penentuan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Misalnya jumlah sampel 80 orang dan jumlah peneliti 2 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih secara bebas sebanyak 40 orang.
      • Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti jika dipandang orang tersebut cocok sebagai responden atau sering disebut sampel sembarang. Peneliti langsung ke lapangan melakukan pengumpulan data terhadap sejumlah sampel yang ditemui, berapapun jumlah sampel tidak menjadi permasalahan. Prinsipnya jika banyaknya sudah cukup maka penelitian dianggap sudah selesai. Contoh penelitian tentang faktor yang mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu Mawar. Maka sampel dapat diambil di posyandu Mawar.
      • Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Purposive sampling dikenal juga dengan nama sampling bertujuan, sampling bersyarat, sampling pilihan. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kepatuhan ibu balita, maka sampel yang dipilih adalah ibu yang memiliki balita.
      • Total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
  • Kerangka Konsep  merupakan dasar dari pemikiran pada penelitian yang dirumuskan dari observasi dan tinjauan pustaka. Kerangka konsep menjelaskan hubungan dan keterkaitan baik variabel penelitian maupun variabel pengganggu yang dijelaskan secara mendalam dengan permasalahan yang diteliti sehingga  dapat dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan penelitian. Menurut Setiawan (2010). Kaidah susunan kerangka konsep sebagai berikut :
    • Variabel penelitian di identifikasi secara jelas dan diberi nama.
    • Uraian dalam bagan mencerminkan hubungan variabel yang satu dengan lain.
    • Kerangka konsep sebaiknya digambarkan dalam bentuk bagan agar pembaca dapat melihat secara jelas.
    • Variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :
    • Variabel bebas (Independent variable) sering disebut juga variabel prediktor, input atau variabel yang mempengaruhi. Variabel ini merupakan sebab timbulnya variabel terikat.
    • Variabel terikat (Dependent variable) sering juga disebut variabel kriteria, output (hasil). Variabel ini merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas.
  • Definisi Operasional adalah berisi komponen variabel yang akan diteliti ditambah istilah yang dipakai untuk menghubungkan variabel maupun subjek penelitian bertujuan untuk memudahkan pengumpulan data dan menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel.
Ada 4 skala pengukuran yaitu :
    • Skala nominal
Ciri utama data berskala nominal adalah data yang satuannya hanya dapat   dibedakan, antara kategori yang satu dengan lainnya tidak diketahui tingkat perbedaannya. Jadi intinya data tersebut hanya bisa membedakan yang satu dengan lainnya. Oleh karena tidak diketahui mana yang lebih tinggi atau mana yang lebih rendah. Sehingga bebas mengurutkannya, tanpa ada suatu urutan yang baku. Operasional matematis yang dapat dilakukan hanya = (disamakan) dan ≠ (dibedakan).
Peletakan urutan masing-masing kategori diatur sesuai dengan keinginan  masing-masing penyaji, karena memang tidak ada ketentuan bakunya.
Contoh :
Jenis kelamin              : laki-laki dan perempuan
Pekerjaan                     : guru, wiraswasta, petani, pedagang, PNS, TNI
Agama                         : Islam, Kristen, Budha, Hindu
Suku                            : Jawa, melayu, batak, bugis, sunda, madura
Sumber informasi        : media massa, media eletronik dan media papan
Jenis penyakit              : Ispa, diare, TB paru, jantung koroner
    • Skala ordinal
Ciri utama data berskala ordinal adalah data yang satuannya dapat dibedakan dan diurutkan. Jadi pada skala ordinal ini data sudah dapat diketahui mana yang lebih tinggi, mana yang rendah dan memiliki urutan baku yang tidak boleh diacak. Urutan boleh dari atas ke bawah atau sebaliknya. Operasional matematis yang dapat dilakukan, yaitu : =, ≠, >, dan < (disamakan, dibedakan, lebih besar dan lebih kecil). Contoh :
Pengetahuan    : baik, cukup, kurang
Sikap               : positif, negatif
Umur               : berisiko (<20 dan=""> 35 thn), tidak berisiko (20-35 tahun)
Pendidikan      : tinggi (Akademi/PT), sedang (SMP, SMA), rendah (SD).
Rumah             : Permanen, semi permanen, tidak permanen
Mutu               : baik sekali, baik, sedang, jelek, jelek sekali
Perilaku           : Selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah
    • Skala interval
Ciri utama data berskala interval adalah data yang satuannya dapat dibedakan, dapat diurutkan, memiliki interval yang sama tiap satuan alat ukur, besarnya interval tidak menunjukkan arti yang sebenarnya, antara satuan alat ukur yang satu dengan lainnya memiliki skala angka nol yang tidak sama. Operasional matematis yang dapat dilakukan, yaitu : =, ≠, >, <, +, dan - (disamakan, dibedakan, lebih besar, lebih kecil, penjumlahan, pengurangan).
Contoh :
Temperatur : °F, °C, °R, °K
Tahun : Tahun Jawa, Tahun Cina, Tahun Masehi, Tahun Hijriah
Skala sikap: Sangat Setuju (5), Setuju (4), Ragu-ragu (3), Tidak Setuju (2), Sangat Tidak Setuju (1).
    • Skala ratio 
Ciri utama data ini adalah data yang satuannya dapat dibedakan, dapat diurutkan, memiliki interval yang sama tiap satuan alat ukur, lebar interval tiap satuan alat ukur menunjukkan nilai yang sebenarnya dan antara satuan alat ukur yang satu dengan lainnya memiliki skala angka nol yang absolut. Operasional matematis yang dapat dilakukan, yaitu : =, ≠, >, <, +, -, x, dan : (disamakan, dibedakan, lebih besar, lebih kecil, penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian). Contoh :
Tinggi badan : 156 cm
Berat : 45 kg, 5 gr
Jarak : 12 km, 1 mil, 2 feet, 3 yard.
  • Metode Pengumpulan Data
    • Data Base / Arsip / Laporan : Pengumpulan data dengan data base merupakan pengumpulan data dengan cara mendapatkan dari arsip, laporan, rekaman yang pernah dikumpulkan oleh orang lain. Model pengumpulan data dengan data base menghasilkan data sekunder, tersier atau kuarter. Data yang dihasilkan agar betul-betul dapat dipercaya, maka perlu dilakukan cek terhadap penanggungjawab data. Alat bantu yang sering dipergunakan untuk pengumpulan data base adalah arsip, laporan, medical record, daftar riwayat hidup, rekaman audio visual, rekaman dalam disket, dll. Alat bantu data base dapat dalam bentuk elektronik (rekaman disket, audio visual) atau manual (cetakan, arsip, laporan)
    • Observasi adalah perbuatan jiwa dan indera secara aktif untuk menangkap stimulan, gejala perubahan objek yang kemudian ditransfer dalam bentuk data atau informasi. Observasi tidak hanya sekedar pengamatan, namun kerja seluruh panca indra yang meliputi pengamatan, pengbauan, perasa, peraba dan pendengaran.
    • Test/ pengukuran : Pengukuran merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara membandingkan karakter spesifik objek yang diteliti dengan alat ukur yang baku, sehingga diketahui kadarnya. Saran yang perlu diberikan dengan metode pengukuran ini adalah alat ukur perlu dikalibrasi terlebih dahulu, operator mampu mengoperasikan alat dengan baik. Alat bantu alat ukur yang baku diantaranya ; termometer, meteran, timbangan, luxmeter, sound level meter, alti meter, hygrometer, dll.
    • Wawancara adalah suatu proses pertukaran informasi secara timbal balik antara pewawancara dengan responden. Jenis-jenis wawancara :
      • Wawancara bebas adalah suatu proses wawancara yang berlangsung tanpa dipandu dengan kuesioner pedoman wawancara. Pewawancara hanya dibekali topik yang perlu ditanyakan, sedangkan untuk memulai, memancing topik, mengakhiri wawancara terserah pewawancara. Biasanya wawancara bebas ini mengembang lebar, sehingga sulit mengambil inti permasalahan yang dibicarakan.
      • Wawancara terpimpin adalah suatu proses wawancara yang dipandu dengan kuesioner atau pedoman wawancara. Proses wawancara berjalan sistematik, namun biasanya agak kaku, karena pembicaraan harus sesuai kontek kuesioner.
      • Wawancara semi terpimpin merupakan kombinasi wawancara terpimpin dan bebas. Proses wawancara berjalan sistematik dan dapat bersifat luwes, karena tidak kaku terpancang pada kuesioner saja.
    • Angket adalah daftar pertanyaan atau kuesioner yang dikirimkan kepada responden untuk diisi, kemudian dikembalikan lagi kepada pemilik kuesioner. Kelemahan yang perlu diperhatikan pada metode angket ini adalah kuesioner salah alamat, kuesioner kadang tidak dikembalikan responden, responden tidak mengerti maksud pertanyaan. Antisipasi keadaan tersebut perlu ditulis alamat yang jelas, kuesioner dilebihkan jumlahnya, perlu amplop, perangko balasan, pertanyaan sejelas mungkin, lebih baik dalam bentuk pilihan atau isian singkat.
    • Sosiometri adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mengetahui  struktur masyarakat. Struktur pokok yang dapat segera diketahui berdasarkan sosiometri adalah adanya orang yang terkenal, tokoh masyarakat dan orang yang terasing pada kelompoknya. Langkah yang perlu ditempuh metode sosiometri, yaitu tentukan masalah yang dikaji, setiap anggota kelompok diminta memilih dua orang dalam kelompok yang paling cocok dengan masalah yang dikaji, dilakukan tabulasi. Orang yang paling banyak dipilih merupakan orang terkenal dikelompoknya, sebaliknya orang yang tidak dipilih merupakan orang terasing pada kelompoknya.
    • Diskusi kelompok : Metode diskusi kelompok tidak beda dengan diskusi bisaa. Beberapa responden yang menjadi peserta diskusi dipandu peneliti membicarakan topik permasalahan yang diajukan peneliti. Pendapat para responden dicatat oleh peneliti sebagai data hasil penelitian.
  • Alat Pengumpulan Data
    • Dokumen/ Data Base /Laporan/ Arsip
Data base / laporan/ arsip yang pernah dikumpulkan oleh peneliti dahulu perlu dicek ke penanggung jawab. Document dapat berbentuk jurnal, majalah, laporan, arsip, catatan, internet, rekaman disket, dll.
    • Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dipergunakan oleh pewawancara untuk melakukan tugas wawancara atau dikirimkan kepada responden sebagai sistem angket.
    • Checklist
Checklist adalah formulir isian atau kuesioner yang dipergunakan observer untuk melakukan tugas observasi. Pada checklist dapat berupa daftar pertanyaan tertutup atau isian singkat, sehingga observer mudah untuk mengisinya.
    • Alat Ukur Yang Baku/Standar
Alat ukur yang sesuai dengan peruntukannya dan perlu distandarisasi. Misalnya termometer untuk mengukur suhu, luxmeter untuk mengukur pencahayaan, sound level meter untuk mengukur getaran suara, pH meter untuk mengukur pH.
    • Pemeriksaan/ Analisis laboratorium
Pada kegiatan pemeriksaan ini menggunakan berbagai alat dan membutuhkan berbagai bahan untuk menguji sampel, sehingga dihasilkan suatu data. Misalnya : pemeriksaan E.Coli.
    • Panca Indra
Panca indra termasuk alat pengumpul data, baik secara langsung maupun tidak langsung. Panca indra meliputi penglihatan, pembauan, pendengaran, perasa dan peraba. Penarapan panca indra sebagai alat pengumpul data, perlu diperhatikan subyektifitas masing-masing orang, untuk itu perlu dilatih terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan pengumpulan data.
  • Jenis Pengumpulan Data
Data yang diperoleh, terbagi atas dua jenis data, yaitu :
    • Data Primer
Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan sendiri pengumpulan (wawancara, angket, kuesioner, observasi, test) terhadap objek. Data masih merupakan data mentah yang belum mengalami proses analisis. Contohnya dengan mengumpulkan responden dan memberikan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang disusun sesuai tujuan penelitian. Kuesioner yang digunakan adalah yang bersifat tertutup yaitu responden  mengisi jawaban sesuai dengan pilihan jawaban yang telah disediakan.
    • Data Sekunder
Data Sekunder, yaitu data yang berasal dari olahan data primer. Data sekunder biasanya didapatkan dari instansi pengumpul data seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas. Data tersbut mengalami proses analisis oleh instansi yang bersangkutan sebagai orang pertama yang mengumpulkan data, biasanya berbentuk laporan arsip, dokumen, laporan   hasil penelitian.
    • Data Tersier
Data tersier, yaitu data yang diperoleh dari olahan data sekunder yang biasanya dapat diperoleh dari media massa.
    • Data Kuartier
Data kuartier, yaitu data yang diperoleh dari data tersier yang dioleh terlebih dahulu.
  • Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2012) pengolahan data dibagi menjadi 2 cara yaitu :
    • Pengolahan data secara manual
Sebelum dianalisis data yang terkumpul diolah terlebih dahulu secara manual dengan langkah-langkah berikut:
      • Editing (Penyuntingan data)
Hasil wawancara yang dikumpulkan melalui kuesioner disunting terlebih dahulu. Jika masih ada data yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan.
      • Coding (Membuat lembaran kode)
Lembaran kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran berisi nomor responden dan nomor pertanyaan.
      • Scoring
Mengisi kolom-kolom lembar kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
      • Tabulating
Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti
Sebelum dianalisis data yang terkumpul diolah terlebih dahulu dengan komputer dengan langkah-langkah berikut:
      • Editing (Penyuntingan data)
Hasil wawancara yang dikumpulkan melalui kuesioner disunting terlebih dahulu. Jika masih ada data yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan.
      • Coding (Membuat lembaran kode)
Lembaran kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran berisi nomor responden dan nomor pertanyaan.
      • Processing (Memasukkan Data)
Jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam program SPSS for window
      • Cleaning (Pembersihan Data)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, kemudian dilakukan pembetulan.
  • Teknik Analisis Data
      Analisa data diolah dengan sistem computerisasi menggunakan program SPSS for windows untuk kemudian dilakukan analisa univariat dan bivariat.
    • Analisis Univariat
Digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian guna memperoleh gambaran atau karakteristik sebelum dilakukan analisa bivariat. Hasil dari penelitian di tampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi. Dalam penelitian ini jenis datanya adalah data kategorik yang hanya menjelaskan angka/ nilai, jumlah dan persentase masing-masing variabel, dengan menggunakan rumus :
f                             
P =   -----  x 100%
n                            
Keterangan : P = Persentase
            f = Jumlah jawaban yang benar
            n = Jumlah total pertanyaan
  • Analisis Bivariat
      Analisis bivariat yang dilakukan adalah tabulasi silang antara dua variabel yaitu variabel independent dan dependent. Analisis bivariat yang digunakan untuk mengetahui hubungan terhadap objek penelitian adalah menggunakan uji Chi Square atau Kai Kuadrat.
Newer Post Older Post

No comments: "Metodologi Penelitian"