Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah
diperkenalkan UNICEF dan telah digunakan secara internasional, yang meliputi
beberapa tahapan penyebab timbulnya kurang gizi pada balita, baik penyebab
langsung, tidak langsung, akar masalah dan pokok masalah. Berdasarkan Soekirman
dalam materi Aksi Pangan dan Gizi Nasional (Depkes, 2000), penyebab kurang gizi
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pertama, penyebab langsung yaitu makanan
anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang
tidak hanya disebabkan makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak
yang mendapat makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare atau demam
dapat menderita kurang gizi.
b. Kedua, yaitu penyebab tidak langsung yaitu
ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan
dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan
baik mutunya. Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan
waktunya, perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal baik fisik, mental dan sosial. Pelayanan kesehatan dan sanitasi
lingkungan adalah tersedianya air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar
yang terjangkau oleh seluruh keluarga.
Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan
tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan keluarga. Makin tinggi
pendidikan, pengetahuan dan keterampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan,
pengetahuan dan keterampilan terdapat kemungkinan baik pola pengasuhan anak dan
keluarga makin banyak memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan pangan
keluarga juga terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan dan daya beli
keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan (Waryana, 2010: 8-9).
Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh
untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Zat-zat gizi yang berasal
dari makanan diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan zat
gizi sesorang berbeda-beda tergantung dari ukuran tubuh, usia dan jenis
aktivitasnya (Waryana, 2010: 29).
Bahan makanan sumber zat pembangun yang berasal
dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang
berasal dari hewan adalah telur, ikan ayam, daging, susu serta hasil olahan
seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan seseorang. Makanan sumber zat pengatur adalah semua
sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan
mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh
(Waryana, 2010: 31).
Ketika seorang wanita dinyatakan hamil, perubahan
fisiologis tubuh turut berubah, shingga kebutuhan gizinya pun juga berubah.
Perubahan paling nyata adalah bertambahnya berat badan. Selama kehamilan 9
bulan, berat badan wanita hamil umumnya bertanbah sekitar 6-12kg. Selama tiga
bulan pertama, pertambahan berat badan sangat lambat yakni sekitar 1,5 kg. Pada
trimester kedua ketiga pertambahan berat badan ibu hamil akan mencapai 4 ons
per minggu pada akhir kehamilan beratnya bertmbah 12 kg. Berat badan selama
hamil adalah cerminan output dari produk kehamilan dan perubahan dalam tubuh
ibu itu sendiri. Seperti bertumbuhnya fetus (janin), plasenta dan cairan
amnion. Berat lemak yang menempel pada tubuh ibu, pertambahan volume darah ibu
serta pertambahan ukuran payudara dan rahim (Waryana, 2010: 34).
No comments: "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi"
Post a Comment