Konsepsi

1.      Ovum dan sperma
a)      Sel telur
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi digenital ridge. Menurut umur wanita, jumlah oogonium adalah :
1)      BBL                            :           750.000
2)      Umur 6-15 tahun         :           439.000
3)      Umur 26-35 tahun       :           159.000
4)      Umur 35-45 tahun       :             59.000
5)      Masa menopause         : Semua hilang
Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis):
1)      Oogonia.
2)      Oosit pertama (primary oocyte).
3)      Primary ovarian follicle.
4)      Liquar folliculli.
5)      Pematangan pertama ovum.
6)      Pematangan kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum.
b)      Sel mani (spermatozoa)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus) leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor kira-kira sepuluh kali bagian kepala.
Secara embrional, spermatogonium berasal dari sel-sel primitive tubulas testis. Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan sampai masa akil baliq. Pada masa pubertas dibawah pengaruh sel-sel interstial leyding. Sel-sel spermatogonium ini mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah spermatogenesis. Urutan pertumbuhgan sperma (spermatogenesis).
1)      Spermatogonium (membelah dua).
2)      Spermatosit pertama (membelah dua).
3)      Spermatosit kedua (membelah kedua).
4)      Spermatid, kemudian tumbuh menjadi.
5)      Spermatozoa (sperma).
2.      Fertlisasi
Pembuahan (konsepsi = fertilitas) adalah suatu proses penyatuan antara sel mani dan sel telur di tuba fallopi, umumnya terjadi di ampula tuba pada hari ke sebelas sampai ke empat belas dalam siklus menstruasi. Wanita mengalami ovulasi (peristiwa matangnya sel telur) sehingga siap untuk dibuahi, bila saat ini dilakukan koitus sperma yang mengandung kurang lebih seratus sepuluh sampai seratus dua puluh juta sel sperma dipancarkan ke bagian atas dinding vagina uterus naik ke serviks dan melintas uterus menuju tuba fallopi disinilah ovum dibuahi.
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiate, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiate, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder. Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.
Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui sperma lain. Proses ini diikuti oleh penyatuan ke dua pronuklei yang disebut zigot yang terdiri atas acuan genetik dari wanita dan pria. Pembuahan mungkin akan menghasilkan xx zigot menurunkan bayi perempuan dan xy zigot menurunkan bayi laki-laki.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zigot selama tiga hari sampai stadium morula. Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim oleh arus dan getaran rambut getar (silia) serta kontraksi tuba. Hasil konsepsi tuba dalam kavum uteri pada tingkat blastula.
3.      Implantasi
Setelah lima sampai tujuha hari setelah terjadi ovulasi terjadi, blastosit tiba di rahim dalam keadaan siap untuk implantasi. Produksi progesteron sedang pada puncaknya. Progesteron merangsang pembuluh darah yang sarat oksigen dan zat gizi untuk member pasokan pada endometrium agar tumbuh dan siap menerima blastosit. Blastosit mengambang bebas dalam rahim selama beberapa hari seraya terus berkembang dan tumbuh.
Kira-kira Sembilan hari setelah pembuahan, blastosit yang kini terdiri atas beratus-ratus sel mulai meletakkan dirinya ke dinding rahim dengan penjuluran serupa spons dari sel-sel trofoblast. Penjuluran itu meliang ke dalam endometrium. Sel-sel tersebut tumbuh menjadi vilus korionik yang belakangan akan berkembang menjadi plasenta. Mereka melepaskan enzim-enzim yang menembus lapisan rahim dan menyebabkan jaringan terurai. Hal ini menyediakan sel darah kaya gizi yang member makan blastosit. Blastosit perlu waktu kira-kira 13 hari agar tertanam dengan kuat. 

Newer Post Older Post

No comments: "Konsepsi"