Metopel Tinjauan Pustaka


A. Tinjauan Pustaka
     Tinjauan pustaka merupakan acuan yang disusun berdasarkan aspek baik secara teoritis maupun empiris. Tinjauan pustaka berisi tentang variabel bebas dan variabel terikat. Dalam membuat tinjauan pustaka sebaiknya peneliti mencari hasil penelitian yang terdahulu yang sesuai dengan pokok permasalahan yang akan diteliti. Dengan tujuan agar ada perbandingan antara penelitian yang sekarang dan penelitian yang sebelumnya
Tinjauan pustaka adalah peninjauan kembali referensi-referensi yang terkait (review of related literature). Tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka berupa laporan penelitian tentang masalah yang berkaitan, namun tidak selalu harus tepat identik dengan bidang permasalahan yang dihadapi tetapi termasuk pula seiring dan berkaitan (collateral). Tinjauan pustaka hendaknya berasal dari teori terbaru dan akurat. Tinjauan pustaka diuraikan dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan pengembangan lain yang sudah dilakukan dengan para ahli untuk mendekati permasalahan yang relatif sama.
Menurut Zubaidah (2007) fungsi tinjauan pustaka meliputi :
  1. Mengetahui sejarah masalah penelitian
  2. Membantu memilih prosedur
  3. Memahami latar belakang teoritis masalah penelitian
  4. Mengetahui manfaat penelitian sebelumnya
  5. Menghindari duplikasi
  6. Memberikan pembenaran pemilihan masalah penelitian
Dalam membuat tinjauan pustaka diperlukan sumber sebanyak-banyaknya. Sumber harus sesuai dengan masalah yang diangkat dalam penelitian. Sumber dapat diambil melalui buku, jurnal penelitian, internet, majalah dan lain-lain. Agar lebih memudahkan peneliti dalam menyusun tinjauan pustaka sebaiknya memperhatikan beberapa aspek berikut yaitu :
  1. Gunakan masalah penelitian sebagai fokus
  2. Buatlah rencana urutan pencarian dan penulisan
  3. Menekankan keterkaitan pustaka dengan masalah penelitian
  4. Di mulai dari yang dependent kemudian independent.
B. Pengetahuan
  • Pengertian : Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil rasa keingintahuan manusia terhadap sesuatu dan hasrat untuk meningkatkan harkat hidup sehingga kehidupan menjadi lebih baik dan nyaman yang berkembang sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia baik dimasa sekarang maupun dimasa depan. Pengetahuan hanya sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa alam, apa manusia, apa air dan lainnya. Menurut Wawan (2010), pengetahuan adalah merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra seperti penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa dan peraba dengan sendiri.
  • Tingkat Pengetahuan : Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka akan memiliki perilaku yang baik pula. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu :
    • Tahu (Know) merupakan mengingat kembali (Recall) terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
    • Memahami (Comprehention) adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui sehingga dapat menginterprestasikan dengan benar. Orang yang paham terhadap suatu objek atau materi dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap suatu objek yang dipelajari.
    • Aplikasi (Application) merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,  metode, prinsip dan sebagainya.
    • Analisis (Analysis) adalah suatu kemampuan untuk menanyakan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.
    • Sintesis (Syntesis) merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
    • Evaluasi (Evaluation) merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu  berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
C. Cara Memperoleh Pengetahuan
     Menurut Notoatmodjo (2010), berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional atau non ilmiah, yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah, yakni melalui proses penelitian sebagai berikut:
  • Cara memperoleh kebenaran non ilmiah
    • Cara coba-salah (Trial and Error) : Cara ini di pakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan sebelum adanya peradaban. Jika seseorang menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Bila percobaan pertama gagal, dilakukan percobaan yang   kedua dan seterusnya sampai masalah tersebut  terpecahkan.
    • Secara Kebetulan : Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi dikarenakan tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
    • Cara Kekuasaan atau Otoriter : Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kebisaaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang di lakukan baik atau tidak. Kebisaaan ini biasanya diwariskan turun temurun. Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal. Para pemegang otoritas prinsipnya adalah orang lain menerima pendapat yang di kemukakan oleh yang mempunyai otoritas tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan perasaannya sendiri.
    • Berdasarkan pengalaman pribadi : Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Apabila dengan cara yang digunakan orang tersebut dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut. 
    • Cara Akal Sehat (Common Sense) : Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan berkembang, orang tua pada zaman dahulu menggunakan cara hukuman fisik agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya. Ternyata cara ini  berkembang menjadi teori, bahwa hukuman adalah metode bagi pendidikan anak.
    • Kebenaran melalui wahyu : Ajaran adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
    • Kebenaran secara intuitif : Kebenaran ini secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.
    • Melalui jalan pikiran : Sejalan dengan perkembangan kebudayaan, cara berpikir manusia ikut berkembang. Manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan individu menggunakan jalan pikirnya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan yang dikemukakan, lalu dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.
    • Induksi : Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari  pernyataan khusus ke pernyataan umum. Kemudian di simpulkan ke dalam konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.
    • Deduksi : Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-penyataan umum ke pernyataan yang khusus.
  • Cara baru atau Ilmiah : Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih  sistematis, logis dan ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian (Research Methodology). Kemudian diadakan penggabungan antara proses berpikir deduktif induktif dan verifikatif, akhirnya lahir suatu cara melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan metode penelitian ilmiah (Scientific Research Method).
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
    Pengetahuan baik yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal dan faktor eksternal yaitu :
  • Faktor Internal
    • Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia dilahirkan hingga berulang tahun. Jika seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan memiliki  pola pikir dan pengalaman yang  matang pula. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya akan  semakin baik.
    • Jenis Kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya adalah adanya perbedaan tingkat kesadaran antara laki-laki dan perempuan. Pada umumnya perempuan memiliki kesadaran yang baik dalam mencari tahu informasi daripada laki-laki baik itu secara formal maupun informal.
    • Pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal yang melibatkan perilaku individu maupun kelompok. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada perkembangan orang lain untuk menuju kearah cita-cita tertentu untuk mengisi kehidupan sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa. Pengetahuan erat hubungannya dengan pendidikan, seseorang dengan pendidikan yang tinggi maka semakin luas pula pengetahuan yang dimiliki. Kriteria pendidikan yaitu :
      • Tidak Tamat Sekolah Dasar
      • Sekolah Dasar (SD)
      • Sekolah Menengah Pertama (SMP)
      • Sekolah Menengah Atas (SMA)
      • Akademi/ Perguruan Tinggi (PT)
    • Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang yang bekerja akan sering berinteraksi   dengan orang lain sehingga akan memiliki pengetahuan yang baik pula. Pengalaman bekerja akan memberikan pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah. Contoh pekerjaan :
      • Bekerja : Pegawai Negeri Sipil, TNI, POLRI, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Buruh, petani, nelayan
      • Tidak bekerja : Ibu Rumah tangga
  • Faktor Eksternal
    • Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam    individu yang berada  dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
    • Sosial Budaya merupakan suatu kebisaaan atau tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.
    • Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
    • Sumber Informasi : Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan yaitu media massa. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan bisa didapat dari beberapa sumber antara lain media cetak, elektronik, papan, keluarga, teman dan lain-lain.
    • Media cetak berupa booklet (dalam bentuk buku), leaflet (dalam bentuk kalimat atau gambar), flyer (selebaran), flif chart (lembar balik), rubrik (surat kabar atau majalah kesehatan), poster, foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.
    • Media eletronik berupa televisi, radio, video, slide, film strip.
      • Media papan (Billboard)
      • Keluarga, Teman
      • Penyuluhan
E. Kriteria Tingkat Pengetahuan
    Menurut Arikunto (2006), pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di interprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu :
  1. Pengetahuan Baik, jika persentase jawaban 76-100% 
  2. Pengetahuan Cukup, jika persentase jawaban 56-75 % 
  3. Pengetahuan Kurang, jika persentase jawaban < 56 %
F. Sikap
  • Konsep Dasar Sikap : Sikap (Attitude) adalah perasaan atau pandangan seseorang yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhaap suatu objek atau stimulus. Sikap merupakan konsep yang paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Banyak kajian dan penelitian yang dilakukan mengenai sikap beserta kaitannya. Menurut pandangan Bem dalam Self Perception Theory orang bersikap positif/ negatif terhadap suatu objek sikap dibentuk melalui pengamatan pada perilaku sendiri. Sebagai contoh, seseorang yang mempunyai sikap positif terhadap mata pelajaran metodologi penelitian maka akan dapat menguasai pelajaran tersebut. Secara garis besar sikap terdiri dari komponen kognitif (ide yang berkaitan dengan pembicaraan), perilaku (cenderung mempengaruhi respon sesuai dan tidak sesuai) dan emosi (menyebabkan respon-respon yang  konsisten).
  • Komponen Sikap : Menurut Azwar (2000), struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu :
    • Komponen kognitif merupakan reprensentasi yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat di samakan penanganan (opini atau pendapat) terutama apabila menyangkut masalah isu yang kontroversial.
    • Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional ini yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki oleh seseorang.
    • Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang dan berisi kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu yang berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.
  • Tingkatan Sikap : Menurut Notoatmodjo (2003), sikap terditi dari berbagai tingkatan yakni :
    • Menerima (Receiving) diartikan orang (subjek) mau atau memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat melalui kesediaan dan perhatian orang itu terhadap penyuluhan tentang kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan.
    • Merespon (Responding) adalah memberikan jawaban apabila ditanya dan dapat mengerjakan serta menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan suatu indikasi dari sikap. Karena dengan seseorang memberi respon berarti orang tersebut menerima ide tersebut.
    • Menghargai (Valuing) : Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah merupakan suatu indikasi sikap. Misalnya seorang ibu yang memiliki balita mengajak ibu lain yang memiliki balita untuk segera menimbang balitanya di Posyandu adalah suatu bukti bahwa ibu telah memiliki sikap positif terhadap gizi anak.
    • Bertanggung jawab (Responsible) atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu sudah memiliki 2 orang anak dan mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua ataupun orang tuanya sendiri
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap keluarga terhadap objek sikap antara lain :
    • Pengalaman pribadi : Dasar pembentukan sikap yaitu pengalaman pribadi yang harus meninggalkan kesan kuat. Sikap seseorang akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang melibatkan   faktor emosional.
    • Orang lain yang dianggap penting (Significant Others) : Orang lain yang dianggap penting yaitu orang-orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan opini kita, orang yang tidak ingin dikecewakan. Pada umumnya individu akan memiliki sikap yang searah (konformis) dengan orang yang dianggap penting. Misalnya orang tua, suami atau istri, teman dekat, guru dan pemimpin.
    • Media massa : Dalam penyampaian informasi media massa membawa pesan sugestif yang dapat mempengaruhi opini individu. Jika pesan-pesan sugestif yang disampaikan cukup kuat, maka akan memberi dasar  afektif dalam menilai suatu hal ningga membentuk sikap tertentu. Contoh media masa antara lain media cetak, elektronik, papan dan lain-lain.
    • Lembaga pendidikan : Lembaga yang berfungsi  meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman baik dan buruk, salah atau benar akan menentukan sistem kepercayaan seseorang hingga ikut berperan dalam menentukan sikap seseorang.
    • Faktor emosional : Emosional merupakan suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Emosional dapat bersifat sementara atau menetap (tahan lama atau persisten). Contoh prasangka (sikap tidak toleran).
  • Cara Pengukuran Sikap : Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap seseorang. Penyataan sikap merupakan serangkaian kalimat yang berisi tentang sikap seseorang terhadap suatu objek. Pernyataan sikap terbagi menjadi 2 jenis yaitu favourable dan unfavourable.
    • Favourable (positif) adalah pernyataan-pernyataan sikap yang berisi tentang hal-hal yang positif atau kalimat yang mendukung ataupun memihak pada objek sikap. Contohnya :
No
Pernyataan
SS
S
R
TS
STS
1
Saya akan memeriksakan kehamilan secara rutin ke BPS (Bidan Praktek  Swasta)





Keterangan :
SS              (Sangat Setuju)                 : 5
S                (Setuju)                             : 4
R               (Ragu-ragu)                       : 3
TS              (Tidak Setuju)                   : 2
STS (Sangat Tidak Setuju)                   : 1
    • Unfavourable (negatif) adalah pernyataan-penyataan sikap yang berisi tentang hal-hal yang negatif atau kalimat yang tidak mendukung pada objek sikap. Contohnya :

No
Pernyataan
SS
S
R
TS
STS
1
Saya tidak perlu mengajak balita untuk menimbang berat badannya di posyandu karena anak saya  sehat





Keterangan :
SS              (Sangat Setuju)                 : 1
S                (Setuju)                             : 2
R               (Ragu-ragu)                       : 3
TS              (Tidak Setuju)                   : 4
STS (Sangat Tidak Setuju)                  : 5
  • Hasil Ukur Sikap
Tabulasi

NO
Pernyataan Sikap

Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
3
4
2
4
4
4
2
4
4
31
2
2
4
4
2
4
2
4
4
4
30
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
22
4
3
4
3
3
3
3
2
2
3
26
5
3
4
4
4
4
4
4
4
4
35
6
4
4
4
4
4
3
2
2
4
31
7
4
4
4
4
4
3
2
2
4
31
8
4
4
3
4
4
3
3
3
3
31
9
4
4
3
4
4
3
3
3
3
31
10
4
4
4
4
1
3
4
4
4
32
11
3
3
3
3
4
3
3
3
3
28
12
2
4
2
2
4
4
4
4
4
30
13
2
4
4
2
4
2
2
3
4
27
14
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
15
4
4
4
3
4
3
3
3
4
32
16
4
4
4
3
4
3
3
3
4
32
17
3
4
4
4
4
4
4
4
4
35
18
3
4
2
2
3
3
2
2
4
25
19
2
3
2
3
3
2
2
3
4
24
20
3
3
3
3
3
2
3
3
3
26
21
3
3
3
2
3
3
3
3
3
26
22
3
3
3
2
3
3
3
3
4
27
23
3
4
2
2
3
3
2
2
4
25
24
4
4
3
3
4
3
3
3
4
31
25
3
4
3
2
3
3
3
2
4
27
26
4
3
3
3
3
3
3
3
3
28
27
3
4
3
3
3
3
3
2
4
28
28
3
4
3
2
4
3
3
2
3
27
29
3
3
2
2
4
3
2
2
3
24
30
3
4
3
3
4
3
3
3
4
30
31
3
4
3
3
4
3
3
3
4
30
32
3
3
2
2
4
3
2
2
3
24
33
3
4
3
2
4
3
3
2
3
27
34
3
4
3
3
3
3
3
2
4
28
35
4
3
3
3
3
3
3
3
3
28
36
3
4
3
2
3
3
3
2
4
27
37
4
4
3
3
4
3
3
3
4
31
38
3
4
2
2
3
3
2
2
3
24
39
3
3
3
2
3
3
3
3
3
26
40
3
3
3
2
3
3
3
3
4
27
41
3
3
3
3
3
3
3
3
3
27
42
2
3
2
3
3
2
2
3
4
24
43
3
4
2
2
3
3
2
2
4
25
44
3
4
4
4
4
4
4
4
4
35
Berikut ini merupakan hasil ukur sikap berdasarkan jenis pernyataan yaitu :
Positif              : nilai ≥ nilai mean/ median / modus
Negatif            : nilai < nilai mean/ median / modus
Cara mencari median, mean dan modus
Hasil total nilai dari tiap responden diurutkan mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar seperti contoh berikut :
22, 24, 24, 24, 24, 24, 25, 25, 25, 26, 26, 26, 26, 27, 27, 27, 27, 27, 27, 27, 27, 28, 28, 28, 28, 28, 30, 30, 30, 30, 31, 31, 31, 31, 31, 31, 31, 32, 32, 32, 35, 35, 35, 36

X
F
X. F
22
1
22
24
5
120
25
3
75
26
4
104
27
8
216
28
5
140
30
4
120
31
7
217
32
3
96
35
3
105
36
1
36
Jumlah
44
1.251
Mean adalah nilai rata-rata
Mean    = 1.251 : 44 = 28,43 = 28
Median adalah angka yang berada di tengah-tengah pada suatu data yang telah diurutkan (array) mulai dari angka terendah sampai   tertinggi atau sebaliknya. Posisi median selalu didasarkan pada rumus (N+1)/2. Median biasanya dipergunakan untuk analisis data skala ordinal.
Median = 28 + 28 : 2 = 28
Modus adalah angka yang sering muncul pada suatu data. Banyaknya modus pada suatu data mungkin tidak ada, mungkin satu, dua, tiga, empat atau lebih. Analisis modus cocok untuk data skala   nominal.
Modus  = 27
Rumus :
Jika mean = median = modus, maka menggunakan mean
Jika mean ≠ median ≠ modus, maka menggunakan median

Mean (28) = Median (28) ≠ Modus (27)
Maka menggunakan median = 28
Kesimpulan :
Positif              : nilai ≥ 28
Negatif                        : nilai < 28
Contoh :
Responden (1) nilai total = 31 à31 ≥ 28 maka positif
Responden (2) nilai total = 30 à30 ≥ 28 maka positif
Responden (3) nilai total = 22 à22 < 28 maka negatif
Responden (4) nilai total = 26 à26 < 28 maka negatif
Responden (5) nilai total = 35 à35 ≥ 28 maka positif

Newer Post Older Post

No comments: "Metopel Tinjauan Pustaka"