RooseBerry

AKU berdiri di perbatasan Desaku.
Angin sepoi yang berhembus syahdu kini menemaniku.
Kuhirup perlahan udara sejuk sambil memejamkan mata.
Udara yang masih amat terasa segar.
Udara itu menyentuh wajahku yang kini memerah
Aku selalu melakukan hal ini setiap pagi
Seusai menjalankan ibadah sholat shubuh di Mushola mungil di Desaku
Aku berlari kecil mengitari pedesaan
Melewati kebun teh, peternakan sapi perah, peternakan kuda dan tentu saja aku juga melewati Taman Pelangi

Semua terasa amat menakjubkan bagiku
Awan yang berlari-lari tatkala tertiup hembusan angin nakal
Pepohonan yang menari-nari tatkala menyambut kicauan burung
kecil di pagi hari
Aku sangat mengagumi-Nya, Pencipta alam semesta dan jagat
raya
Dan kini … Aku berdiri di sini …
Di puncak tertinggi perbatasan Desaku dan sebuah kota yang
berada jauh di bawah sana
Namun aku tak begitu peduli akan adanya kota itu
Kota itu hanya indah ketika malam saja
Lampu-lampu itu hanya bangun ketika senja telah kembali
ke peraduannya
 
Bagiku,
Desaku jauh lebih indah dibandingkan dengan kota itu
Pepohonan yang tumbuh tinggi dan berbaris rapi
Kebun teh yang terbentang luas layaknya permadani hijau
Mata air murni yang mengalir dari pegunungan membuat
Desaku memiliki sungai kecil
Alangkah indahnya Desaku
Aku bahagia memilikimu Desaku.


Penggalan Cerita
Cerita berlanjut ke mimpi seorang laki-laki. Dalam mimpi itu dia tersesat di sebuah hutan, dia terus berjalan hingga menemukan sebuah Desa mungil yang tak berpenghuni, cipratan darah di dinding rumah itu membuatnya ketakutan dan berlari kencang menuju ke arah pegunungan dan dia melihat sebuah rumah yang besar. Rumah itu bersinar indah sekali seperti memancarkan kilau permata ketika tertimpa sinar mentari. Namun tiba-tiba pandangannya tertuju pada sebuah jalan. Laki-laki itu mengikuti jalan setapak namun ia tiba didepan sebuah pagar tinggi, pagar apa itu bagaimana bisa ada pagar di hutan ini. Laki-laki itu semakin penasaran, dia akhirnya menemukan pintu masuk kedalamnya. 
Dia terpukau dengan pemandangan yang dilihatnya, pantulan sinar berwarna-warni indah sekali. Dia terus berjalan taman itu bagaikan cerita di dalam dongeng, rusa yang berkejaran, burung yang berkicau merdu Ah syahdu sekali. Apa itu? seperti suara air terjun, laki-laki itu terus berjalan dan dia membelalakkan mata akan pemandangan yang dilihatnya. Sungai itu memancarkan sinar cahaya pelangi, indah sekali seumur-umur belum pernah dia melihat pemandangan yang begitu mengaggumkan itu. Binatang-binatang itu berkumpul, apa yang mereka lihat ditengah sungai. Laki-laki itu semakin membelalakkan mata, seorang wanita cantik ada disana sedang bermain ayunan ditengah sungai dangkal itu. Wanita itu berbadan mungil, kulitnya yang putih berkilauan bagai mutiara di dasar lautan, matanya yang indah dengan tatapan yang tajam namun teduh, senyumnya yang menawan ditambah lesung pipi membuat wanita itu semakin aduhai, bibirnya yang merah dan rambutnya yang panjang dan lurus dengan poni yang menutupi kening hingga ke mata menambah pesona wanita itu. Siapakah gerangan wanita yang bagai bidadari itu? Kenapa dia sendirian di hutan misterius ini? Sungguh . . . baru kali ini aku melihat wanita seperti dia. Maha suci Engkau yang menciptakannya Ya Allah. Andai aku bisa bertemu dengan dirinya bidadari yang telah melumpuhkan hati ini.

Penasaran kelanjutan ceritanya segera pesan bukunya sekarang 


Newer Post Older Post

No comments: "RooseBerry"